SELAMAT DATANG TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
kasih koment nya ya agar blog ini semakin baik

Selasa, 03 Mei 2011

Analisis Volumetri

Volumetri adalah penentuan kosentrasi suatu analit melalui penambahan reagen dengan jumlah reagen yang diketahui.
Reagen yang digunakan dalam volumetri dapat berwujud gas atau berwujud larutan, berdasarkan wujud reagen yang digunakan volumetri dapat di bagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Gasometri
2. Titrimetri
  • Metode titrasi adalah prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan reagen (titran) yang bereaksi dengan analit.
  • Larutan titran adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi biasanya digunakan suatu larutan standar.
  • Larutan yang ditambahi titran disebut titrat
  • Larutan standar : larutan yang telah diketahui konsentrasinya
  • Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit (titrat) sampai tercapai keadaan ekuivalen antara titran & titrat
Syarat dalam melakukan titrimetri :
- Reaksi berlangsung sempurna & tunggal serta memiliki persamaan reaksi yang jelas
- Reaksi yang terjadi cepat & reversibel jika reaksi lambat proses akan memakan waktu lama & sukar menentukan titik akhir titrasi, jika reaksi tidak reversibel titik akhir titrasi tidak jelas
- Ada penunjuk akhir titrasi
dapat berupa indikator atau hasil reaksi antara analit dengan reagen
- Larutan baku reagen yg digunakan sederhana, bersifat stabil, mudah didapat.

Titimetri berdasar reaksi yang terjadi antara analit dengan reagen dpt dibagi :
1. Titrasi berdasar reaksi pertukaran ion, meliputi :
> Titrasi asam basa ( asidi-alkalimetri)
> Titrasi persipitimetri (pembentukan endapan )
> Titrasi kompleksometri ( pembentukan komplek )
2. Titrasi berdasar reaksi redoks
> Iodometri
> Iodimetri
> Oksidometri
> Reduktometri

Titrimetri berdasarkan cara titrasinya dpt dibagi :
1. Titrasi langsung adalah titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan
2. Titrasi tidak langsung adalah cara penambahan titran dalam jumlah berlebihan, kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain. Volume titrasi yang diperoleh menunjukkan jumlah ekuivalen dari kelebihan titran, sehingga diperlukan titrasi blanko.

Titrasi asam basa ( titrasi asidi - alkalimetri )
Dasar kerja : reaksi antara ion H+ dengan Ion -OH, ion H+ dengan anion, ion -OH dengan kation.
Titran merupakan asam atau basa kuat
    * titrasi asam kuat - basa kuat
    * titrasi basa kuat - asam kuat
    * titrasi asam lemah - basa kuat
    * titrasi basa lemah - asam kuat

Larutan setandar/ baku
- Larutan baku adalah larutan yang dipakai untuk pereaksi & telah diketahui dengan tepat konsetrasinya
- Larutan standar atau larutan baku dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. larutan baku primer
2. larutan baku sekunder

Larutan Baku Primer
Larutan baku primer adalah larutan baku yang keberadaan nya tidak perlu distandarisasi dalam pemakain nya sebagai pereaksi. contoh : asam oksalat ( H2C2O4 ) dalam proses pembuatan nya larut sempurna & tidak mudah bereaksi dengan komponen lain diudara.
catatan : Standarisasi adalah suatu usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari calon larutan baku.

Larutan baku sekunder
Larutan baku sekunder adalah  larutan baku yang keberadaan nya perlu distandarisasi terlebih dulu dalam pemakain nya sebagai pereaksi. Contoh : Larutan NaOH
larutan NaOH merupakan baku sekunder karena sifat nya higroskopis, sehingga perlu dstandarkan menggunakan larutan baku primer.
Asidimetri
- Bila larutan zat uji bersifat basa dititrasi dengan baku asam
Alkalimetri
- Bila larutan zat uji bersifat asam dititrasi dengan larutan baku basa

Syarat - syarat yang diperlukan untuk bahan baku primer :
> Sangat murni atau mudah dimurnikan mudah diperoleh & dikeringkan
> Mudah diperiksa kemurniannya ( diketahui macam & jumlah pengotornya )
> Stabil dalam keadaan biasa, minimal selama ditimbang
> Sedapat mungkin mempunyai berat ekuivalen yang tinggi untuk mengurangi kesalahan penimbangan
> Dalam titrasi akan bereaksi menurut syarat - syarat reaksi titrasi

. Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan yang memberikan sinyal, dimana pada saat itu titrasi harus dihentikan. ditandai dengan terjadinya perubahan indikator.
.Indikator yang digunakan harus dipilih yang memiliki trayek kerja perubahan warna, dimana titik ekuivalen berada diantara trayek kerja perubahan warna indikator.
. Jika titik ekuivalen berada diluar trayek kerja indikator maka penentuan titik akhir titrasi kurang mendekati titik ekuivalen, hasil analisis tidak akurat.

Indikator Menurut W.Ostwald
adalah suatu senyawa kompleks organik, dapat dalam bentuk asam ataupun organik, dapat dalam bentuk basa yang mampu berada dlam keadan dua macam bentuk warna yang berbeda & dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain,
> Indikator adalah zat yang ditambahkan ke dalam larutan analit untuk mengetahui titik akhir titrasi.
> Indikator Asam Basa adalah Suatu zat yang memberikan penampakan warna berbeda dalam suasana asam & suasana basa

1 komentar: