UJI AFRODISIAKA EKSTRAK ETANOL 70% DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT PUTIH JANTAN
SKRIPSI
Oleh :
SONY ANDIKA SAPUTRA
NIM 10108041
S1 FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak ribuan tahun lalu, orang sudah
menggunakan afrodisiaka untuk menciptakan kepuasan bercinta. Afrodisiaka
merupakan sebuah cara ritual yang dilakukan untuk menyembah Aphrodite (dewi
cinta dan kecantikan Yunani) dalam mitologi Yunani kuno. Seiring berlalunya
waktu, kata afrodisiaka dideskripsikan sebagai bahan makanan organik, minyak
esensial, obat, minuman herbal atau
bahan lain yang dapat membangkitkan gairah (Oktovina, 2006). Gairah seksual
atau libido adalah dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan hubungan
seksual. Dorongan tersebut dapat berasal dari dalam diri sendiri (internal)
yang disebabkan pengaruh hormon seksual dan dorongan dari luar (eksternal) yang
menstimulasi produksi hormon seksual (Krisnatuti dan Mardiana, 2003).
1
|
1
|
Pemenuhan kebutuhan seksual, begitu
pula halnya dengan keberhasilan reproduktif, tergantung pada beberapa tingkat
fungsional. Kemampuan seorang laki-laki yang terangsang untuk melakukan
hubungan seksual bergantung pada ereksinya (Fried dan Hademenos, 2005). Dalam
laporan National Health and Social Life Survey (NHSLS) yakni survei kesehatan
dan kehidupan sosial nasional Amerika Serikat, yang meliputi populasi pria dan
wanita berumur 18 sampai 59 tahun juga menunjukkan estimasi insidensi disfungsi
seksual. Secara umum 10,4% dari pria dilaporkan bahwa mereka tidak mampu
mempertahankan ereksi (Tobing, 2006). Sebelum tahun 1980 disfungsi seksual
dengan sebab apapun digolongkan kedalam istilah (impotensi) untuk pria dan (frigditas)
untuk wanita (Heffner dan Schust, 2005).
Impotensi merupakan kegagalan dalam
mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan seksual yang
sempurna, juga menyangkut perubahan fungsi dan kemampuan seksual, seperti
kualitas dan intensitas ejakulasi. Dapat disebabkan kerusakan pembuluh darah,
seperti penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes mellitus,
gagal ginjal, dan anemia. Pengaruh pemakaian obat, mengkonsumsi alkohol dan
merokok secara berlebihan (Wijayakusuma, 2008). Disfungsi
seksual dapat ditangani dengan berbagai macam cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan obat-obat kimia. Tetapi penggunaannya menimbulkan
beberapa masalah, antara lain dapat menimbulkan efek samping yang
serius, ketidaktersediaan obat dengan segera, dan harganya mahal
(Yakubu et al., 2007).
Banyak orang mendambakan keperkasaan
yang selalu prima, sebagian beralih secara alami melalui tumbuh-tumbuhan
(Hendranata, 2005). Hidup sehat tanpa mengalami gangguan kesehatan adalah
dambaan setiap orang. Gaya hidup kembali ke alam (back to nature) yang menjadi tren saat ini membawa masyarakat
memanfaatkan bahan alam, termasuk pengobatan tumbuhan berkhasiat obat
(Wijayakusuma, 2008). Porsi pemanfaatan obat tradisonal dalam sistem pengobatan
oleh masyarakat Indonesia sekitar 47,9% sisanya menggunakan obat modern
(Priadi, 2004).
Lebih dari 30.000 jenis tumbuhan di
Indonesia merupakan tanaman obat. Salah satu jenis obat tradisional yang
beredar dimasyarakat adalah penambah stamina khusus pria atau dikenal sebagai
afrodisiaka (Sulaksana dan Darmono, 2005). Tanaman yang digunakan secara
empiris sebagai afrodisiaka adalah tapak liman (Elephantopus scaber L.) yang mempunyai kandungan kimia stigmasterol
turunan steroid, yang dapat memacu gairah seksual (Dalimartha, 2003). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tapak liman meningkatkan
kepadatan sperma pada tikus putih jantan (Pinmongkholgul
et al.,
2004).
Untuk melanjutkan penelitian
tersebut perlu diteliti efek afrodisiaka ekstrak etanol 70% daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) terhadap
perubahan perilaku seksual kissing vagina
dan mounting mencit putih jantan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai
berikut, yaitu: Apakah ekstrak etanol 70% daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) mempunyai efek afrodisiaka ditinjau
dari perilaku seksual kissing vagina dan mounting mencit putih jantan?
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Untuk
mengetahui efek afrodisiaka ekstrak etanol 70% daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) terhadap perilaku seksual kissing vagina dan mounting mencit putih jantan.
2. Khusus
Untuk
mengetahui efek lama pemakaian terhadap perubahan perilaku seksual kissing vagina dan mounting mencit putih jantan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat
keilmuan dan penelitian
a.
Memberikan data ilmiah dalam
penggunaan tanaman tapak liman (Elephantopus
scaber L.) sebagai tanaman afrodisiaka.
b.
Mendorong
peneliti lain untuk mengembangkan tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) agar pemanfaatan
sebagai tanaman obat semakin maksimal.
2. Manfaat
dalam pelayanan kesehatan
Sebagai informasi kepada
masyarakat sebagai afrodisiaka dari bahan alam sehingga tidak bergantung pada
obat-obat kimia yang harganya relatif mahal serta mempunyai banyak efek samping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar